Vlog: Media Asik Masa Kini untuk Belajar
Mengontruksi Teks Laporan Hasil Observasi
Zaman sudah semakin berinovasi, bahkan menjadi pesat kemajuannya
bersamaan dengan Eranya Digital. Masyarakat harus bisa menyesuaikan diri
dengan dunia yang sudah semakin canggih
dan pintar ini. Termasuk dalam hal pembelajaran di bidang pendidikan. Pada
tulisan kali ini, penulis akan mencoba menggambarkan sebuah media pembelajaran
yang sesuai dengan masa kini, hal tersebut berhubungan dengan pembelajaran
bahasa Indonesia pada KD 3.2 “Menganalisis
Isi dan Aspek Kebahasaan dari Teks Laporan Hasil Observasi”, serta 4.2 “Mengontruksi Teks Laporan Hasil
Observasi”.
Berkaitan tentang kemajuan Era, peserta didik seakan
dituntut untuk serba tahu dan serba bisa, segalanya memungkinkan peserta didik
untuk bersikap Multitalent yang
sejatinya menjadi nilai plus bagi masa depannya kelak. Maka itu, salah satu hal
yang dapat meningkatkan kemampuan peserta didik adalah membuat sebuah laporan
yang berhubungan kegiatan. Tentu saja hal ini berhubungan dengan era
globalisasi yang menekankan peserta didik untuk bersikap aktif, kritik, dan
kreatif. Namun, permasalahan yang terjadi berdasarkan pengalaman penulis bahwa
kegiatan memproduksi teks laporan secara tertulis terkadang kurang diminati peserta
didik, atau bahkan hal tersebut terasa membosankan bagi sebagian siswa sehingga
perlu adanya penyeragaman supaya semua peserta didik dapat mengontruksi teks
laporan dengan cara yang efektif serta penuh semangat.
Berhubungan dengan permasalahan tersebut, maka penulis
mencoba menyelaraskan media pembelajaran dengan kebutuhan peserta didik yang
statusnya merupakan generasi Z. Dengan demikian, muncullah ide pada penggunaan
media Video dengan konsep Vlog (Video Blog). Hal ini dilakukan karena Vlog sangat
sesuai dengan kebutuhan peserta didik masa kini di era yang sudah serba
digital. Maka penulis memberikan kegiatan kepada siswa untuk membuat teks
laporan hasil observasi dengan menggunakan media video (Vlog). Dalam hal ini,
siswa diharapkan mampu mengontruksi teks laporan secara lisan serta mampu
menganalisis aspek kebahasaan teks laporan secara tertulis.
Sebelum pembuatan video berlangsung, siswa diberikan
stimulus berupa video laporan kegiatan yang telah diunduh oleh penulis,
kemudian diharapkan siswa mampu memahami struktur dan aspek kebahasaan yang
harus digunakan dalam menyusuk teks laporan hasil observasi. Setelah itu, siswa
membentuk kelompok berdasarkan kesepakatan bersama.
Adapun tema laporan kegiatan diserahkan sepenuhnya kepada
kelompok masing-masing. Siswa boleh memilih tema sesuai kebutuhan mereka
sendiri, hal tersebut meliputi tempat pariwisata, kuliner, kunjungan industri,
dsb. Siswa dalam kelompok akan langsung terjun dan melakukan observasi ke
lapangan sesuai temanya masing-masing. Kelompok yang mengambil tema kuliner
maka mereka akan membuat video di kafe atau restoran, kelompok yang mengambil
tema tempat pariwisata maka mereka akan membuat video di tempat hiburan
keluarga, dsb. Tentu saja, sebelum melakukannya, setiap anggota harus berdiskusi
terlebih dahulu terkait apa saja yang akan ditanyakan.
Seluruh rangkaian tersebut dilakukan secara bersama-sama
antar kelompok untuk melatih kecakapan sosial mereka di lingkungan pertemanan
maupun masyarakat. Selain itu, setelah video tersebut dibuat oleh masing-masing
kelompok, maka tahap berikutnya adalah video yang telah dibuat harus di unggah ke akun youtube mereka
masing-masing , hal ini sejalan dengan peningkatan perkembangan diri siswa agar
menjadi peserta didik yang kreatif, reaktif, dan produktif. Setelah video
tersebut diunduh, maka masing-masing kelompok harus melihat satu karya video
kelompok temannya (bukan video kelompok sendiri) untuk kemudian menganalisis
aspek kebahasaan yang digunakan pada video tersebut secara tertulis. Dalam hal
ini, masing-masing kelompok pun berhak membuat komentar terkait hasil video
temannya secara tertulis, hal ini pun sejalan dengan kemampuan siswa agar
senantiasa membiasakan diri bersikap evaluatif, sehingga hal tersebut dapat
memacu tingkat kekritisan siswa. Terutama yang diperlukan adalah dari sisi
argumennya.
Penulis
merasakan banyak manfaat setelah media ini diterapkan. Siswa terjun langsung ke
lapangan, membuat pertanyaan, dan mengkomunikasikan pula pertanyaan tersebut,
hal ini melatih sikap siswa pada sisi keaktifan, berbuat kritik, serta
berpendapat. Selain itu, siswa pun membuat laporan dengan media video, hal ini
melatih siswa untuk bersikap kreatif dan inovatif. Selanjutnya, siswa dalam
kelompok pasti akan menemukan kendala yang berhubungan dengan permasalahan
kelompok itu sendiri, maka dalam hal ini siswa dilatih untuk memecahkan
permasalahan yang bersifat bersama. Manfaat lainnya adalah setiap kelompok
harus meng-upload hasil videonya ke akun
youtube mereka masing-masing sehingga hal ini melatih siswa untuk senantiasa
berlaku reaktif dan produktif.
Berdasarkan kelebihan-kelebihan yang telah dipaparkan bahwa
ternyata hal tersebut sesuai dengan tujuan pencapaian kurikulum 2013, yang mana
dalam pembelajaran siswa dituntut untuk selalu proaktif sehingga semua unsur
pembelajaran dapat ikut terlibat.