BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Pendidikan
merupakan sarana bagi manusia untuk berkembang. Dengan begitu, manusia
hendaknya menanamkan jiwa yang selalu ingin tahu agar daya pemahaman dan
wawasannya tentang suatu hal dapat terlatih dengan baik. Pendidikan juga dapat
mengantarkan umat manusia dalam memandang suatu hal dengan bijak. Maka itu,
manusia itu sendiri akan berpikiran luas, sehingga tidak berkutat pada
pemikiran yang sempit dan menyulitkan.
Berdasarkan
latar pernyataan tersebut, hal itulah
yang melatarbelakangi penulis untuk melakukan pengembangan diri dengan
menghadiri Seminar Leksikografi di Jakarta. Selain berhubungan dengan bidang
mata pelajaran yang diampu, tema seminar ini juga telah memaparkan berbagai
perkembangan dan permasalahan terkait bahasa yang ada di Indonesia, sehingga
penulis mendapatkan banyak informasi berharga dari kegitan seminar tersebut.
Maka, dengan
adanya kegiatan menambah wawasan ini, penulis akan mencoba untuk menerapkannya
sesuai dengan tugas penulis sebagai Guru Bahasa Indonesia. Selain itu, hal ini
pun akan dijadikan sebagai suatu pengalaman yang tidak akan terlupakan. Penulis
juga sangat berterimakasih kepada semua pihak yang telah membantu pada seluruh
proses pemberangkatan ke acara seminar ini, sehingga penulis dapat melakukan
kegiatannya dengan lancar. Hanya Allah
Swt yang dapat membalas kebaikannya.
B. Tema
Seminar Leksikografi Indonesia 2019 ini memiliki tema
“Leksikografi dan Literasi”
C. Tujuan
Adapun tujuan dari seminar ini, di antaranya:
a. Memahami
lebih lanjut terkait ilmu leksikografi
b. Mengetahui
perkembangan penggunaan bahasa kamus di Indonesia
c. Mengetahui
hubungan antara leksikografi dengan literasi
d. Mengetahui
perubahan-perubahan yang terjadi pada dunia leksikografi
e. Mengetahui
pemilihan langsung ketua Perkamusan
f.
Dsb.
D. Manfaat
Adapun manfaat dari kegiatan seminar ini adalah..
a. Mampu
memperluas wawasan dan pemahaman terkait leksikografi beserta sejarahnya.
b. Mampu
mengetahui metode yang dihubungkan antara leksikografi dengan literasi
c. Mampu
mengetahui kedinamisan leksikografi yang berubah setiap periodenya.
d. Memperluas
kolega dan jaringan pertemanan.
e. Dsb
BAB II
PENGORGANISASIAN
A. Susunan
Kepanitiaan
Kegiatan ini merupakan salah satu program Kemendikbud bagian Balai
Bahasa yang dipimpin langsung oleh Ibu Dora selaku ketua. Acara ini juga dibuka
oleh Bapak Muhajrin Efendi selaku Menteri Pendidikan Indonesia.
B. Jadwal
Kegiatan
Terlampir
C. Jumlah
Peserta Seminar
Acara Seminar ini dihadiri oleh 151 orang dari berbagai lini
daerah dan profesi. Selain itu, jumlah tersebut meliputi Peserta dan Pemakalah.
D. Tempat
Kegiatan
Kegiatan Seminar Leksikograf ini dilaksanakan di Hotel Sultan
Jakarta, dari tanggal 11-13 September 2019.
E. Evaluasi
Setelah kegiatan seminar selesai, penulis menemukan beberapa
kendala yang bisa dijadikan pelajaran, antara lain:
a. Pelaksanaan
proses kegiatan masih tidak sesuai dengan rundown yang telah diputuskan
sebelumnya.
b. Beberapa
Pemakalah masih kurang maksimal penyampaiannya sehingga informasi yang diserap
tidak efektif.
c. Pada saat
kegiatan Pemiilihan Ketua Perkamusan Indonesia, system yang dilakukan masih
kurang jelas sehingga acara tidak terasa hikmat.
d. Penggunaan
waktu masih belum efektif pada beberapa bagian.
e. Penyampaian
persetujuan hasil seminar tidak disampaikan secara jelas sehingga informasi
yang didapatkan menjadi rancu dan terdengar tidak tegas.
f.
Pada beberapa bagian acara, komunikasi kegiatan masih kurang
efektif.
g. Pengelolaan
lapangan masih kurang kondusif sehingga para peserta tidak dapat dikondisikan
dengan baik.
BAB III
HASIL
KEGIATAN
Berdasarkan
seminar yang telah diikuti oleh penulis. Maka, penulis akan menyampaikan
laporan kegiatan tersebut secara umum. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya
bahwa kegiatan ini dibuka oleh Menteri Pendidikan Indonesia Bapak Muhajrin
Effendi. Kegiatan ini juga diikuti oleh 151 orang yang di dalamnya
terdapat peserta dan pemakalah dari
berbagai daerah, seperti Maluku, Yogyakarta, Kupang, Bogor, Surabaya, dsb.
Serta dari berbagai lini profesi seperti Guru, pegawai Balai Bahasa, Asia
Foundation, Editor, Dosen, dsb.
Pada ummnya,
seminar ini memberikan pemahaman terkait sejarah Leksikografi serta
perkembangan bahasa di Indonesia. Termasuk permasalahan yang terjadi di
dalamnya, seperti adanya kesalahan pengartian dalam kamus sehingga perlu
pengusulan, Kamus bagi pengguna berkebutuhan khusus masih kurang, penggunaan
bahasa daerah yang kian tenggelam, maupun meliputi permasalahan lainnya yang
berhubungan dengan bahasa. Tidak hanya itu, pada kegiatan ini juga sekaligus
sebagai ajang inovasi dan pembuktian kreasi bagi insan penelitian Indonesia
seperti pembuatan kamus bahasa Lampung, pembuatan kamus untuk orang
berkebutuhan khusus, kecakapan dalam menghubungkan Literasi dengan pembelajaran
anak, dan lain sebagainya. Tentunya penulis merasa sangat beruntung bisa
bergabung di acara ini, karena selain menambah wawasan, penulis pun bisa
memperbanyak kolega baru untuk dijadikan teman bertukar pikiran bagi ke
depannya.
Maka itu, di
bawah ini merupakan beberapa penelitian/pembahasan yang didiskusikan pada
kegiatan seminar tersebut, antara lain:
1.
Sesi Berbagi Pekamus Senior
Pada tahap
ini, para Pekamus mengatakan bahwa untuk
membuat kamus itu tidak mudah. Perlu ada banyak perjuangan untuk membuatnya.
Proses tersebut meliputi pengumpulan data, penyusunan, dan pengkoreksian. Maka
dalam sesi seminar ini sebenarnya merupakan sebagai ajang kesempatan bagi
pemakalah untuk mengajukan penambahan atau pengurangan bahasan jikalau KBBI
yang dibuat belum maksimal.
Sejarah
singkat dibentuknya KBBI adalah berawal dari pemisahan bangsa Indonesia dari 2
bangsa lainnya. Dahulu Indonesia menggunakan bahasa Melayu bersama Malaysia dan
Brunei. Maka, ke tiga Negara ini pun akhirnya berkumpul utuk membuat kamus
bahasa Melayu. Namun demikian, ke tiga Negara ini pun saling memperubutkan hak
paten sehingga secara singkat Indonesia akhirnya memilih untuk membuat bahasa
sendiri yantu bahasa Indonesia, sampai pada membuat KBBI di tahun 1970-an.
2.
Kamus dan Pengembangan Literasi
Hal ini
meliputi pengajuan penambahan arti dari makna objek dan pelengkap dari KBBI.
Dalam hal ini, kata dalam kamus tidak serta merta ditulis begitu saja, tapi
juga harus dibarengi dengan penelitian lebih dalam. Selain itu disini juga ada
membahas tentang Kamus untuk Anak, yang mana harus dibedakan kamus untuk dewasa
dan kamus untuk anak sehingga dapat dimengerti oleh masing-masing pihak.
Kemudian, di sesi ini juga membahas tentang pentingnya penggunaan KBBI Luring dalam lingkungan
mahasiswa di jurusan umum agar dapat senantiasa menumbuhkan kepedulian terhadap
KBBI.
3.
Leksikografi Berbasis Teknologi Informasi
Pada sesi
ini pemakalah mencoba mengajukan terkait penelitiannya dalam membuat kamus
elektronik bahasa isyarat bagi kelompok tuli, kemudian pentingnya kamus yang
disertai gambar bagi kebutuhan multibahasa, serta pembuatan kamus bahasa Lampung
untuk melestarikan budaya bahasa daerah.
4.
Leksikografi dan Budaya
Hal ini
membahas terkait penerapan budaya Indonesia pada sekolah Dasar serta penyusunan
kamus bahasa Bawean sebagai perkembangan literasi.
5.
Leksikografi dalam pendidikan
Hal ini
membahas tentang pengaruh kamus bergambarpada anak usia Paud, penerapan
kata-kata yang jarang diketahui pada kamus ke dalam bentuk komik, serta
implementasi teks prosedur dalamleksikografi pendidikan.
6.
Pemilihan ketua perkamusan Indonesia
Pada sesi
ini seluruh pihak yang hadir di acara seminar tersebut diharuskan memilih satu
kandidat sehingga hasil akhirnya bahwa ketua perkamusan Indonesia resmi dipimpin
oleh Bapak Totok.
Demikianlah gambaran umum dari hasil seminar
yang telah diikuti, selebihnya akan disampaikan secara lisan.
BAB IV
PENUTUP
Alhamdulillah,
segala puji bagi Allah Swt. Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang elah membantu dalam proses keberangkatan penulis untuk menghadiri seminar.
Hanya Allah Swt yang dapat membalasnya dengan pahala berlipat ganda. penulis
dapat memberikan simpulan bahwa Leksikografi ini erat kaitannya dengan kegiatan
literasi Indonesia, karena pada dasarnya kamus merupakan bacaan sekaligus
pendukung terkait literasi. Dalam hal ini, penulis ikut serta untuk memberikan
kontribusi penuh tentang bagaimana caranya agar kamus bahasa Indonesia ini
tetap dimanfaatkan serta tetap diminati oleh seluruh kalangan sebagai kebutuhan
membacanya. Tentu saja ini menjadi PR bagi para pengampu berkepentingan untuk
bersama-sama membangun Indonesia yang cinta akan tanah airnya.
Jakarta Pusat, 15 September 2019
Guru Bahasa Indonesia
Asep Robi Anggana, S.Pd.
LAPORAN
PERTANGGUNGJAWABAN
SEMINAR
LEKSIKOGRAFI INDONESIA 2019
Asep Robi
Anggana, S.Pd.
Guru Bahasa
Indonesia
MTS ISTIQLAL
JAKARTA
No comments:
Post a Comment