ESSAY
KECERDASAN SPIRITUAL SEBAGAI PENANGANAN TERHADAP HANCURNYA
PENDIDIKAN MORAL IBUKOTA
Oleh : Aufa Dery Arvinda
SMA Adzkia Islamic School, Tangerang Selatan
BAB I
PENDAHULUAN
Jakarta merupakan
kota metropolitan yang tak pernah luput dari sorotan masyarakat, baik
masyarakat Jakarta itu sendiri, maupun masyarakat di luar ibukota. Saat ini,
hal yang menjadi prihatin kita semua adalah maraknya permasalahan di ibukota, mulai
dari pendidikan, moral, politik, lingkungan, dan masalah lain yang terus bertambah
setiap tahun. Ironisnya, satu permasalahan dapat menjadi penyebab timbulnya
permasalahan lain, sehingga masalah yang terus berkelanjutan ini semakin sulit
ditangani. Sebagai contoh, tingginya pertumbuhan penduduk menyebabkan sulitnya
penghindaran alih fungsi lahan. Lahan yang tadinya merupakan RTH ( Ruang
Terbuka Hijau ), dialihfungsikan menjadi pemukiman penduduk. Dari masalah ini,
risiko terjadinya banjir dan longsor semakin besar dan akan diikuti masalah
yang lain, begitu seterusnya.
BAB II
PEMBAHASAN
Kasus seperti di
atas akan sangat dikhawatirkan jika terjadi di dunia pendidikan ibukota.
Terlebih bagi pendidikan moral. Kita semua tentu paham akan pentingnya
pendidikan moral sebagai tolak ukur baik buruknya suatu negara. Sebuah negara
yang rakyatnya tidak memiliki pendidikan moral yang memadai, maka dapat
dipastikan negara tersebut bukanlah suatu negara yang baik, karena pendidikan
moral, merupakan upaya pembelajaran untuk membekali peserta didik agar tercipta
pribadi yang utuh yang tercermin berdasarkan nilai-nilai agama dan moral luhur
bangsa ( Puskur Depdiknas : 2001 )
Dalam hal pendidikan pembelajaran, dapat dikatakan bahwa Jakarta
sudah dapat dijadikan contoh. Namun, tidak dalam hal pendidikan moral. Banyak
dari kita belum mengetahui realita yang terjadi di dunia pendidikan Jakarta.
Problematika pendidikan moral di sekolah pun merupakan yang paling krusial untuk segera
ditangani.
Seperti yang telah
dikatakan sebelumnya, bahwa di Jakarta, satu permasalahan akan menjadi penyebab
timbulnya permasalahan berikutnya, permasalahan pendidikan moral juga akan
menimbulkan banyak masalah baru yang multidimensional dan kompleks, yang timbul
akibat merosotnya nilai-nilai moral dan budi pekerti, dimana permasalahan
tersebut tidak dapat dilihat dari satu sudut pandang saja.
Realita di balik pendidikan
moral ibukota yang masih tersembunyi dari pandangan masyarakat, khususnya dalam
lingkup sekolah adalah arah pendidikan telah kehilangan objektivitasnya, dimana
terdapat kecenderungan akan ketidak pedulian terhadap nilai dan moral yang
dipraktikkan peserta didik. Contohnya, guru yang enggan menegur perbuatan
amoral siswa/i nya. Terutama karena alasan ekonomis siswa lebih tinggi sehingga
guru dirasa kurang memiliki wibawa. Proses pendewasaan diri pun tidak
berlangsung dengan baik di sekolah, dimana Lembaga Pendidikan cenderung lupa
akan fungsinya selain untuk mengisi kognitif, afektif, dan psikomotorik, juga
bertugas untuk mempersiapkan peserta didik meningkatkan kemampuan merespon dan
memecahkan masalah dirinya maupun orang lain, yang berarti pendewasaan diri.
Ditambah lagi penyampaian materi yang dapat menumbuhkan rasa afeksi, yaitu
pelajaran agama, umumnya disampaikan dalam bentuk verbalisme, yang
mengakibatkan pelajaran agama sekedar umtuk diketahui dan dihafalkan dalam
tempo singkat.
Namun, masalah serumit apapun pasti memiliki
solusi. Dalam menentukan solusi untuk masalah yang begitu kompleks seperti
masalah pendidikan moral ibukota, kita harus mencari akar dari semua permasalahan.
Maka dari itu, penanganan yang paling tepat untuk hal ini adalah dengan
mengembangkan potensi kecerdasan spiritual pada setiap peserta didik.
Danah Zohar dan
Lan Marshall mendefinisikan kecerdasan spiritual sebagai kecerdasan untuk
menghadapi persoalan makna, yaitu kecerdasan untuk menempatkan perilaku dan
hidup kita dalam konteks makna yang lebih luas dan kaya, kecerdasan untuk
menilai bahwa tindakan atau jalan hidup seseorang lebih bermakna dibandingkan
dengan yang lain. Kecerdasan ini juga diartikan kecerdasan jiwa yang membantu
seseorang untuk mengembangkan dirinya secara utuh melalui penciptaan
kemungkinan untuk menerapkan nilai-nilai positif. Seseorang yang dibekali SQ ( Spiritual
Quotient ) atau kecerdasan spiritual akan selalu menemukan makna dan nilai
positif dalam setiap detail kehidupannya. Hal terpenting dalam kecerdasan
spiritual adalah kekuatan abstraksi, yaitu Tuhan. Dengan kekuatan-Nya, alam
beserta seluruh yang ada di dalamya diatur.
Kenyataan paling
miris dalam pendidikan ibukota saat ini adalah hanya terfokus pada kognitif
tanpa diimbangi dengan pengajaran moral yang baik. Sehingga kecerdasan lain
yang semestinya ditanamkan sejak dini pada setiap individu hanya dapat dikenali
lewat sebuah kata. Padahal, landasan untuk memfungsikan kognitif itu sendiri
adalah kecerdasan spiritual yang juga merupakan landasan dari semua kecerdasan.
Lantas,bagaimana kecerdasan spiritual dapat
menangani hancurnya pendidikan moral ? Ketangguhan pribadi adalah jalan
utamanya, karena sebagian besar kasus dalam pendidikan moral diawali dari pribadi
yang berlebihan dalam menanggapi hal-hal kecil dan mendahulukan bertindak tanpa
berpikir baik buruknya tindakan tersebut, yang mana disebabkan oleh ketiadaan
ketangguhan diri dalam memegang prinsip hidup yang benar.
Ketangguhan pribadi
adalah ketika seseorang telah mengenal jati diri spiritual yang telah
diperolehnya melalui inner journey pada dimensi pencerahan di God
Spot. Lalu pada akhirnya, ia akan mengenal siapa Tuhan-nya melalui
pengenalan jati dirinya sendiri. Selanjutnya, seseorang akan berada pada posisi
telah memiliki prinsip hidup yang kokoh dan jelas, sehingga tidak mudah
terpengaruh oleh lingkungannya yang terus berubah dengan cepat. Orang yang
memiliki prinsip hidup yang kuat, akan mampu mengambil suatu keputusan yang
bijaksana dengan menyelaraskan prinsip yang dianut dengan kondisi
lingkungannya, serta mampu mengendalikan pikirannya sendiri ketika berhadapan
dengan situasi yang sangat menekan.
Uraian di atas
semakin meyakinkan kita bahwa pengembangan kecerdasan spiritual adalah cara
paling ampuh untuk memberantas hancurnya pendidikan moral ibukota. Lewat SQ,
siswa/i akan diajarkan untuk menanamkan prinsip hidup yang benar sehingga tidak
lagi terjadi penyimpangan-penyimpangan moral dalam ranah pendidikan ibukota.
Dan, yang akan kita dapatkan bukan sekedar siswa/i ibukota dengan nilai
akademik yang tinggi, melainkan juga dengan moral yang baik dan membanggakan.
BAB III KESIMPULAN
Kini, sudah saatnya Jakarta menghilangkan
citra buruknya dalam dunia pendidikan dan moral lewat kecerdasan spiritual.
Semua problematika pendidikan moral di sekolah-sekolah ibukota dapat
terselesaikan melalui pengembangan kecerdasan spiritual yang bertahap dan
sistematis. Jika seluruh sekolah menerapkan hal ini, lambat laun akan tercipta
pemikiran rakyat Indonesia yang maju, karena pemuda ibukota ; yang menjadi
panutan, adalah pemuda-pemuda yang cerdas dalam berpikir dan baik dalam
bertindak.
DAFTAR PUSTAKA
Agustian,Ary Ginanjar.2006.The ESQ Way 165. Jakarta:Arga