ARTI SEBUAH KEHIDUPAN
TOKOH/PENOKOHAN :
·
Bobby : Seorang pemuda yang memprioritaskan materi
adalah segala-galanya, tanpa memperdulikan kesusahan orang disekitarnya.
·
Yasmin : Seorang gadis yang ingin berteman dengan
orang yang sama kasta dengan dirinya, dan apabila temannya dalam kesulitan maka
ia akan menjauhinya.
·
Revan : Seorang pemuda yang suka ceplas-ceplos
dalam bicara, tanpa memperdulikan perasaan orana lain.
·
Riko : Seorang pemuda kaya yang jauh berbeda dari sifat
teman-temannya, yaitu tidak melihat orang dari segi ekonominya.
·
Icha : Seorang gadis yang tidak memikirkan baik
buruknya dalam bertindak, karena hal sepele dia dapat melakukan hal-hal yang
tidak diinginkan.
·
Putri : Putri adalah kakaknya Icha yang baik hati,
karena kelembutan hatinya ia selalu menerima bahkan memaafkan kesalahan orang
lain, tanpa
ada
dendam sedikitpun
NASKAH
DRAMa
BABAK 1
Seperti biasanya, kelima sahabat itu berada di
kafe pelangi. Siang itu mereka sangat asik bercengkrama satu sama lain.
Bobby : “ Hari ini kalian bebas makan sepuasnya,
nanti gue yang bayar. Pokoknya
kalian harus sampai Kenyang oke?! (Ucap Bobby kepada teman-temannya)
Riko : “ Baru gajian yaa? Kok royal banget sih?” (Perkataan Riko diiringi dengan
nada yang
meledek)
Yasmin : “ Ya jelas mau lah, kan ada yang
bayarin.” (Sembari tersenyum)
BABAK 2
Tidak lama kemudian, Icha datang menghampiri
meja dimana teman-temannya duduk. Ia baru saja pamit dari toilet untuk menerima
telepon.
Yasmin : “ Kenapa cha, kok sedih?” (Dengan mimik muka kebingungan)
Revan : “ Iya, kenapa sih cha? Dompetmu hilang?
(Bobby dan Riko tertawa menimpali lelucon dari temannya itu)
Icha : “ Kakakku barusan telepon. Dia bilang
papaku bangkrut semua rumah, mobil, dan tabungan disita oleh bank. Parahnya
lagi papaku terlibat kasus korupsi dan sekarang menjadi buronan polisi.” (Terisak pelan)
Bobby : “ Hah? yang benar?” (Sembari mengerutkan keningnya)
Revan : “ Berarti, kamu anak buronan ?”
Yasmin : “ Kamu jatuh miskin sekarang, cha?” (Dengan mimik muka tidak
percaya)
Bobby, Revan, dan Yasmin memasang raut muka
tegang dan memandang sinis kepada Icha yang sedang menangis. Kecuali Riko dia
merasa iba melihat temannya itu.
Icha: “ Aku sudah ngga punya apa-apa lagi
sekarang, tapi kalian masih mau kan
temanan sama aku?” (Sembari menatap teman-temannya)
Tiba-tiba Yasmin menjauhkan kursinya yang
tadinya berada di dekat Icha, sekarang merapat ke tempat Bobby yang berada
disebelahnya.
Yasmin : “ Kamu tau sendiri lah, kita ini sekumpulan
orang-orang kaya. Jadi, mana
mungkin kamu bisa menuruti gaya hidup kita?”
Riko : “ Mending, kamu pulang cha dan tengok
keadaan orang tuamu.” (Sembari
merangkul dan
mengusap air mata Icha)
Bobby dan Revan hanya memandang dingin ke arah
Icha. Icha pun menatap mereka dengan tatapan yang sangat sedih.
Icha : “ Kupikir persahabatan kita selama ini
berarti. Tetapi ketika aku jatuh
miskin, kalian menjauhiku begitu saja.”
Bobby : “ Sudahlah cha, Pulanglah. Betul apa yang
dikatakan Riko tadi. Sudah
untung makananmu aku bayari.” (Sambil asik memainkan gadgetnya)
Icha berdiri dari tempat duduknya dan menatap
sedih temannya, kemudian ia meninggalkan mereka sembari keluar dari kafe.
Revan : “ Gila si Icha, masa kita disuruh anggap
dia teman sih, sementara dia udah
melarat. Aku jadi ngga nafsu makan.” (Sembari menggeser makanannya ke
depan)
Bobby : “ Sama nih, ya udah minta bill aja deh!” (Sembari mengeluarkan dompet
dari kantong
celananya)
Tiba-tiba Yasmin yang sudah hampir sampai ke
mobilnya, berlari menghampiri Bobby dan Revan.
Yasmin : “ Guys! Barusan gue dapat kabar, kalo ada
seorang gadis yang ciri-cirinya
mirip Icha hendak lompat dari fly over.” (Dengan muka panik)
Revan : “ Serius?! (Sambil menatap Yasmin)
Yasmin : “ Masa kayak gini gue bohong? Coba cek
handphone kalian deh!
(Dengan mimik
muka yang menyakinkan)
Bobby dan Revan mengecek handphone
masing-masing dan menerima kabar yang sama dari apa yang dikatakan oleh Yasmin.
Bobby : “ Ayo, kita langsung ke fly over itu! Kamu
bareng kita aja yas. Oh iya,
hubungi Riko suruh dia langsung kesana.
Soalnya dia udah balik duluan dari
kafe.” (Ucap
Bobby kepada yasmin)
Yasmin : “ Ok Bob, gue langsung hubungi Riko (Sembari menghubungi Riko
dengan handphonnya)
BABAK 3
Yasmin, Bobby, dan Revan masuk ke dalam mobil.
Revan mengemudikan mobil ke arah fly
over tempat dimana Icha hendak bunuh diri.
(Tiba-tiba di separuh perjalanan menuju fly
over, handphone Bobby berdering dan raut muka Bobby berubah menjadi sangat
tegang.)
Bobby : “ Guys, kita terlambat. Icha melompat dari
fly over dan ia tewas.” (Terisak
pelan)
Revan langsung menghentikan mobilnya, Yasmin
pun menangis tersedu-sedu di jok belakang mobil.
Bobby : “ Kita langsung ke Rumah Sakit Medika aja,
jenazah Icha dibawa kesana.”
(Ucap
Bobby kepada Revan)
BABAK 4
(Revan menarik nafas panjang, kemudian
mengemudikan mobilnya ke arah Rumah Sakit Medika)
Sesampainya disana, mereka bertiga berlari dan
melihat di depan ruang jenazah sudah ada ibu dan Putri, kakaknya Icha yang
duduk membisu. Disana juga ada Riko yang sembari menundukkan kepalanya.
(Yasmin berlari memeluk kakaknya Icha)
Yasmin : “ Kak maafkan kami, ini semua salah kami
kalau kami kasih semangat ke Icha, pasti jadinya tidak akan begini. Tetapi kami
malah meninggalkan Icha begitu saja saat ia membutuhkan kami.” (Yasmin pun langsung nangis tersedu-sedu)
Putri membalas pelukan Yasmin dan mengusap
punggung Yasmin dengan lembut. Putri pun tidak dapat menahan air matanya.
Putri : “ Sudahlah, kami sudah memaafkan kesalahan
kalian. Ini semua sudah digariskan oleh yang maha kuasa. Aku Cuma mohon agar
kalian terus mendoakan Icha agar ia tenang disana.” (Sembari mengusap air matanya)
Bobby, Riko, dan Revan terkesiap menatap Putri
yang tidak marah kepada mereka dan malah memaafkannya.
Riko : “ Kami, mohon maaf sebesar-besarnya kak.
Kami pasti terus mendoakan
Icha.” (Sembari
menatap Putri)
Putri : “ Tidak perlu minta maaf terus-menerus,
Rik. Icha hanya tidak bisa menerima kenyataan bahwa kami semua jatuh miskin.
Aku sangat mengerti karena sejak kecil ia hidup bergelimang harta.” (Dengan suara yang masih terisak)
Bobby, Riko, Revan, dan Yasmin takjub akan
kebesaran hati Putri. Semenjak itu mereka bertekad untuk lebih menghargai orang
lain dan tidak menggunakan uang sebagai tolak ukur.
No comments:
Post a Comment