Thursday, May 24, 2018

ESSAY TENTANG KECERDASAN SPIRITUAL SEBAGAI PENANGANAN TERHADAP HANCURNYA PENDIDIKAN MORAL IBUKOTA





ESSAY
KECERDASAN SPIRITUAL SEBAGAI PENANGANAN TERHADAP HANCURNYA PENDIDIKAN MORAL IBUKOTA







Oleh : Aufa Dery Arvinda
SMA Adzkia Islamic School, Tangerang Selatan







BAB I
PENDAHULUAN
            Jakarta merupakan kota metropolitan yang tak pernah luput dari sorotan masyarakat, baik masyarakat Jakarta itu sendiri, maupun masyarakat di luar ibukota. Saat ini, hal yang menjadi prihatin kita semua adalah maraknya permasalahan di ibukota, mulai dari pendidikan, moral, politik, lingkungan, dan masalah lain yang terus bertambah setiap tahun. Ironisnya, satu permasalahan dapat menjadi penyebab timbulnya permasalahan lain, sehingga masalah yang terus berkelanjutan ini semakin sulit ditangani. Sebagai contoh, tingginya pertumbuhan penduduk menyebabkan sulitnya penghindaran alih fungsi lahan. Lahan yang tadinya merupakan RTH ( Ruang Terbuka Hijau ), dialihfungsikan menjadi pemukiman penduduk. Dari masalah ini, risiko terjadinya banjir dan longsor semakin besar dan akan diikuti masalah yang lain, begitu seterusnya.
BAB II
PEMBAHASAN
            Kasus seperti di atas akan sangat dikhawatirkan jika terjadi di dunia pendidikan ibukota. Terlebih bagi pendidikan moral. Kita semua tentu paham akan pentingnya pendidikan moral sebagai tolak ukur baik buruknya suatu negara. Sebuah negara yang rakyatnya tidak memiliki pendidikan moral yang memadai, maka dapat dipastikan negara tersebut bukanlah suatu negara yang baik, karena pendidikan moral, merupakan upaya pembelajaran untuk membekali peserta didik agar tercipta pribadi yang utuh yang tercermin berdasarkan nilai-nilai agama dan moral luhur bangsa ( Puskur Depdiknas : 2001 )
Dalam hal pendidikan pembelajaran, dapat dikatakan bahwa Jakarta sudah dapat dijadikan contoh. Namun, tidak dalam hal pendidikan moral. Banyak dari kita belum mengetahui realita yang terjadi di dunia pendidikan Jakarta. Problematika pendidikan moral di sekolah pun  merupakan yang paling krusial untuk segera ditangani.
            Seperti yang telah dikatakan sebelumnya, bahwa di Jakarta, satu permasalahan akan menjadi penyebab timbulnya permasalahan berikutnya, permasalahan pendidikan moral juga akan menimbulkan banyak masalah baru yang multidimensional dan kompleks, yang timbul akibat merosotnya nilai-nilai moral dan budi pekerti, dimana permasalahan tersebut tidak dapat dilihat dari satu sudut pandang saja.
 Realita di balik pendidikan moral ibukota yang masih tersembunyi dari pandangan masyarakat, khususnya dalam lingkup sekolah adalah arah pendidikan telah kehilangan objektivitasnya, dimana terdapat kecenderungan akan ketidak pedulian terhadap nilai dan moral yang dipraktikkan peserta didik. Contohnya, guru yang enggan menegur perbuatan amoral siswa/i nya. Terutama karena alasan ekonomis siswa lebih tinggi sehingga guru dirasa kurang memiliki wibawa. Proses pendewasaan diri pun tidak berlangsung dengan baik di sekolah, dimana Lembaga Pendidikan cenderung lupa akan fungsinya selain untuk mengisi kognitif, afektif, dan psikomotorik, juga bertugas untuk mempersiapkan peserta didik meningkatkan kemampuan merespon dan memecahkan masalah dirinya maupun orang lain, yang berarti pendewasaan diri. Ditambah lagi penyampaian materi yang dapat menumbuhkan rasa afeksi, yaitu pelajaran agama, umumnya disampaikan dalam bentuk verbalisme, yang mengakibatkan pelajaran agama sekedar umtuk diketahui dan dihafalkan dalam tempo singkat.
           Namun, masalah serumit apapun pasti memiliki solusi. Dalam menentukan solusi untuk masalah yang begitu kompleks seperti masalah pendidikan moral ibukota, kita harus mencari akar dari semua permasalahan. Maka dari itu, penanganan yang paling tepat untuk hal ini adalah dengan mengembangkan potensi kecerdasan spiritual pada setiap peserta didik.
           Danah Zohar dan Lan Marshall mendefinisikan kecerdasan spiritual sebagai kecerdasan untuk menghadapi persoalan makna, yaitu kecerdasan untuk menempatkan perilaku dan hidup kita dalam konteks makna yang lebih luas dan kaya, kecerdasan untuk menilai bahwa tindakan atau jalan hidup seseorang lebih bermakna dibandingkan dengan yang lain. Kecerdasan ini juga diartikan kecerdasan jiwa yang membantu seseorang untuk mengembangkan dirinya secara utuh melalui penciptaan kemungkinan untuk menerapkan nilai-nilai positif. Seseorang yang dibekali SQ ( Spiritual Quotient ) atau kecerdasan spiritual akan selalu menemukan makna dan nilai positif dalam setiap detail kehidupannya. Hal terpenting dalam kecerdasan spiritual adalah kekuatan abstraksi, yaitu Tuhan. Dengan kekuatan-Nya, alam beserta seluruh yang ada di dalamya diatur. 
            Kenyataan paling miris dalam pendidikan ibukota saat ini adalah hanya terfokus pada kognitif tanpa diimbangi dengan pengajaran moral yang baik. Sehingga kecerdasan lain yang semestinya ditanamkan sejak dini pada setiap individu hanya dapat dikenali lewat sebuah kata. Padahal, landasan untuk memfungsikan kognitif itu sendiri adalah kecerdasan spiritual yang juga merupakan landasan dari semua kecerdasan.
      
         Lantas,bagaimana kecerdasan spiritual dapat menangani hancurnya pendidikan moral ? Ketangguhan pribadi adalah jalan utamanya, karena sebagian besar kasus dalam pendidikan moral diawali dari pribadi yang berlebihan dalam menanggapi hal-hal kecil dan mendahulukan bertindak tanpa berpikir baik buruknya tindakan tersebut, yang mana disebabkan oleh ketiadaan ketangguhan diri dalam memegang prinsip hidup yang benar.
          Ketangguhan pribadi adalah ketika seseorang telah mengenal jati diri spiritual yang telah diperolehnya melalui inner journey pada dimensi pencerahan di God Spot. Lalu pada akhirnya, ia akan mengenal siapa Tuhan-nya melalui pengenalan jati dirinya sendiri. Selanjutnya, seseorang akan berada pada posisi telah memiliki prinsip hidup yang kokoh dan jelas, sehingga tidak mudah terpengaruh oleh lingkungannya yang terus berubah dengan cepat. Orang yang memiliki prinsip hidup yang kuat, akan mampu mengambil suatu keputusan yang bijaksana dengan menyelaraskan prinsip yang dianut dengan kondisi lingkungannya, serta mampu mengendalikan pikirannya sendiri ketika berhadapan dengan situasi yang sangat menekan.
           Uraian di atas semakin meyakinkan kita bahwa pengembangan kecerdasan spiritual adalah cara paling ampuh untuk memberantas hancurnya pendidikan moral ibukota. Lewat SQ, siswa/i akan diajarkan untuk menanamkan prinsip hidup yang benar sehingga tidak lagi terjadi penyimpangan-penyimpangan moral dalam ranah pendidikan ibukota. Dan, yang akan kita dapatkan bukan sekedar siswa/i ibukota dengan nilai akademik yang tinggi, melainkan juga dengan moral yang baik dan membanggakan.
BAB III KESIMPULAN
             Kini, sudah saatnya Jakarta menghilangkan citra buruknya dalam dunia pendidikan dan moral lewat kecerdasan spiritual. Semua problematika pendidikan moral di sekolah-sekolah ibukota dapat terselesaikan melalui pengembangan kecerdasan spiritual yang bertahap dan sistematis. Jika seluruh sekolah menerapkan hal ini, lambat laun akan tercipta pemikiran rakyat Indonesia yang maju, karena pemuda ibukota ; yang menjadi panutan, adalah pemuda-pemuda yang cerdas dalam berpikir dan baik dalam bertindak.
DAFTAR PUSTAKA
Agustian,Ary Ginanjar.2006.The ESQ Way 165. Jakarta:Arga


           

No comments:

Post a Comment

3 HARI DI CAMBODIA, NGAPAIN AJA??

 Hello Guys, bertemu lagi dengan gue, kali ini gue mau sharing tentang pengalaman backpacker selama 10 hari ke cambodia (3 hari) dan Vietnam...