Thursday, May 24, 2018

ESSAY TENTANG KECERDASAN SPIRITUAL SEBAGAI PENANGANAN TERHADAP HANCURNYA PENDIDIKAN MORAL IBUKOTA





ESSAY
KECERDASAN SPIRITUAL SEBAGAI PENANGANAN TERHADAP HANCURNYA PENDIDIKAN MORAL IBUKOTA







Oleh : Aufa Dery Arvinda
SMA Adzkia Islamic School, Tangerang Selatan







BAB I
PENDAHULUAN
            Jakarta merupakan kota metropolitan yang tak pernah luput dari sorotan masyarakat, baik masyarakat Jakarta itu sendiri, maupun masyarakat di luar ibukota. Saat ini, hal yang menjadi prihatin kita semua adalah maraknya permasalahan di ibukota, mulai dari pendidikan, moral, politik, lingkungan, dan masalah lain yang terus bertambah setiap tahun. Ironisnya, satu permasalahan dapat menjadi penyebab timbulnya permasalahan lain, sehingga masalah yang terus berkelanjutan ini semakin sulit ditangani. Sebagai contoh, tingginya pertumbuhan penduduk menyebabkan sulitnya penghindaran alih fungsi lahan. Lahan yang tadinya merupakan RTH ( Ruang Terbuka Hijau ), dialihfungsikan menjadi pemukiman penduduk. Dari masalah ini, risiko terjadinya banjir dan longsor semakin besar dan akan diikuti masalah yang lain, begitu seterusnya.
BAB II
PEMBAHASAN
            Kasus seperti di atas akan sangat dikhawatirkan jika terjadi di dunia pendidikan ibukota. Terlebih bagi pendidikan moral. Kita semua tentu paham akan pentingnya pendidikan moral sebagai tolak ukur baik buruknya suatu negara. Sebuah negara yang rakyatnya tidak memiliki pendidikan moral yang memadai, maka dapat dipastikan negara tersebut bukanlah suatu negara yang baik, karena pendidikan moral, merupakan upaya pembelajaran untuk membekali peserta didik agar tercipta pribadi yang utuh yang tercermin berdasarkan nilai-nilai agama dan moral luhur bangsa ( Puskur Depdiknas : 2001 )
Dalam hal pendidikan pembelajaran, dapat dikatakan bahwa Jakarta sudah dapat dijadikan contoh. Namun, tidak dalam hal pendidikan moral. Banyak dari kita belum mengetahui realita yang terjadi di dunia pendidikan Jakarta. Problematika pendidikan moral di sekolah pun  merupakan yang paling krusial untuk segera ditangani.
            Seperti yang telah dikatakan sebelumnya, bahwa di Jakarta, satu permasalahan akan menjadi penyebab timbulnya permasalahan berikutnya, permasalahan pendidikan moral juga akan menimbulkan banyak masalah baru yang multidimensional dan kompleks, yang timbul akibat merosotnya nilai-nilai moral dan budi pekerti, dimana permasalahan tersebut tidak dapat dilihat dari satu sudut pandang saja.
 Realita di balik pendidikan moral ibukota yang masih tersembunyi dari pandangan masyarakat, khususnya dalam lingkup sekolah adalah arah pendidikan telah kehilangan objektivitasnya, dimana terdapat kecenderungan akan ketidak pedulian terhadap nilai dan moral yang dipraktikkan peserta didik. Contohnya, guru yang enggan menegur perbuatan amoral siswa/i nya. Terutama karena alasan ekonomis siswa lebih tinggi sehingga guru dirasa kurang memiliki wibawa. Proses pendewasaan diri pun tidak berlangsung dengan baik di sekolah, dimana Lembaga Pendidikan cenderung lupa akan fungsinya selain untuk mengisi kognitif, afektif, dan psikomotorik, juga bertugas untuk mempersiapkan peserta didik meningkatkan kemampuan merespon dan memecahkan masalah dirinya maupun orang lain, yang berarti pendewasaan diri. Ditambah lagi penyampaian materi yang dapat menumbuhkan rasa afeksi, yaitu pelajaran agama, umumnya disampaikan dalam bentuk verbalisme, yang mengakibatkan pelajaran agama sekedar umtuk diketahui dan dihafalkan dalam tempo singkat.
           Namun, masalah serumit apapun pasti memiliki solusi. Dalam menentukan solusi untuk masalah yang begitu kompleks seperti masalah pendidikan moral ibukota, kita harus mencari akar dari semua permasalahan. Maka dari itu, penanganan yang paling tepat untuk hal ini adalah dengan mengembangkan potensi kecerdasan spiritual pada setiap peserta didik.
           Danah Zohar dan Lan Marshall mendefinisikan kecerdasan spiritual sebagai kecerdasan untuk menghadapi persoalan makna, yaitu kecerdasan untuk menempatkan perilaku dan hidup kita dalam konteks makna yang lebih luas dan kaya, kecerdasan untuk menilai bahwa tindakan atau jalan hidup seseorang lebih bermakna dibandingkan dengan yang lain. Kecerdasan ini juga diartikan kecerdasan jiwa yang membantu seseorang untuk mengembangkan dirinya secara utuh melalui penciptaan kemungkinan untuk menerapkan nilai-nilai positif. Seseorang yang dibekali SQ ( Spiritual Quotient ) atau kecerdasan spiritual akan selalu menemukan makna dan nilai positif dalam setiap detail kehidupannya. Hal terpenting dalam kecerdasan spiritual adalah kekuatan abstraksi, yaitu Tuhan. Dengan kekuatan-Nya, alam beserta seluruh yang ada di dalamya diatur. 
            Kenyataan paling miris dalam pendidikan ibukota saat ini adalah hanya terfokus pada kognitif tanpa diimbangi dengan pengajaran moral yang baik. Sehingga kecerdasan lain yang semestinya ditanamkan sejak dini pada setiap individu hanya dapat dikenali lewat sebuah kata. Padahal, landasan untuk memfungsikan kognitif itu sendiri adalah kecerdasan spiritual yang juga merupakan landasan dari semua kecerdasan.
      
         Lantas,bagaimana kecerdasan spiritual dapat menangani hancurnya pendidikan moral ? Ketangguhan pribadi adalah jalan utamanya, karena sebagian besar kasus dalam pendidikan moral diawali dari pribadi yang berlebihan dalam menanggapi hal-hal kecil dan mendahulukan bertindak tanpa berpikir baik buruknya tindakan tersebut, yang mana disebabkan oleh ketiadaan ketangguhan diri dalam memegang prinsip hidup yang benar.
          Ketangguhan pribadi adalah ketika seseorang telah mengenal jati diri spiritual yang telah diperolehnya melalui inner journey pada dimensi pencerahan di God Spot. Lalu pada akhirnya, ia akan mengenal siapa Tuhan-nya melalui pengenalan jati dirinya sendiri. Selanjutnya, seseorang akan berada pada posisi telah memiliki prinsip hidup yang kokoh dan jelas, sehingga tidak mudah terpengaruh oleh lingkungannya yang terus berubah dengan cepat. Orang yang memiliki prinsip hidup yang kuat, akan mampu mengambil suatu keputusan yang bijaksana dengan menyelaraskan prinsip yang dianut dengan kondisi lingkungannya, serta mampu mengendalikan pikirannya sendiri ketika berhadapan dengan situasi yang sangat menekan.
           Uraian di atas semakin meyakinkan kita bahwa pengembangan kecerdasan spiritual adalah cara paling ampuh untuk memberantas hancurnya pendidikan moral ibukota. Lewat SQ, siswa/i akan diajarkan untuk menanamkan prinsip hidup yang benar sehingga tidak lagi terjadi penyimpangan-penyimpangan moral dalam ranah pendidikan ibukota. Dan, yang akan kita dapatkan bukan sekedar siswa/i ibukota dengan nilai akademik yang tinggi, melainkan juga dengan moral yang baik dan membanggakan.
BAB III KESIMPULAN
             Kini, sudah saatnya Jakarta menghilangkan citra buruknya dalam dunia pendidikan dan moral lewat kecerdasan spiritual. Semua problematika pendidikan moral di sekolah-sekolah ibukota dapat terselesaikan melalui pengembangan kecerdasan spiritual yang bertahap dan sistematis. Jika seluruh sekolah menerapkan hal ini, lambat laun akan tercipta pemikiran rakyat Indonesia yang maju, karena pemuda ibukota ; yang menjadi panutan, adalah pemuda-pemuda yang cerdas dalam berpikir dan baik dalam bertindak.
DAFTAR PUSTAKA
Agustian,Ary Ginanjar.2006.The ESQ Way 165. Jakarta:Arga


           

NASKAH DRAMA KILAT BERJUDUL ARTI SEBUAH KEHIDUPAN


                                ARTI SEBUAH KEHIDUPAN

TOKOH/PENOKOHAN :
·        Bobby : Seorang pemuda yang memprioritaskan materi adalah segala-galanya, tanpa memperdulikan kesusahan orang disekitarnya.

·        Yasmin : Seorang gadis yang ingin berteman dengan orang yang sama kasta dengan dirinya, dan apabila temannya dalam kesulitan maka ia akan menjauhinya.

·        Revan : Seorang pemuda yang suka ceplas-ceplos dalam bicara, tanpa memperdulikan perasaan orana lain.

·        Riko : Seorang pemuda kaya yang jauh berbeda dari sifat teman-temannya, yaitu tidak melihat orang dari segi ekonominya.

·        Icha : Seorang gadis yang tidak memikirkan baik buruknya dalam bertindak, karena hal sepele dia dapat melakukan hal-hal yang tidak diinginkan.

·        Putri : Putri adalah kakaknya Icha yang baik hati, karena kelembutan hatinya ia selalu menerima bahkan memaafkan kesalahan orang lain, tanpa
ada dendam sedikitpun

NASKAH DRAMa
                                                      BABAK 1
Seperti biasanya, kelima sahabat itu berada di kafe pelangi. Siang itu mereka sangat asik bercengkrama satu sama lain.
Bobby : “ Hari ini kalian bebas makan sepuasnya, nanti gue yang bayar. Pokoknya
kalian harus sampai Kenyang oke?! (Ucap Bobby kepada teman-temannya)
Riko : “ Baru gajian yaa? Kok royal banget sih?” (Perkataan Riko diiringi dengan
nada yang meledek)
Yasmin : “ Ya jelas mau lah, kan ada yang bayarin.” (Sembari tersenyum)
                                      
                                        BABAK 2
Tidak lama kemudian, Icha datang menghampiri meja dimana teman-temannya duduk. Ia baru saja pamit dari toilet untuk menerima telepon.
Yasmin : “ Kenapa cha, kok sedih?” (Dengan mimik muka kebingungan)
Revan : “ Iya, kenapa sih cha? Dompetmu hilang?
(Bobby dan Riko tertawa menimpali lelucon dari temannya itu)
Icha : “ Kakakku barusan telepon. Dia bilang papaku bangkrut semua rumah, mobil, dan tabungan disita oleh bank. Parahnya lagi papaku terlibat kasus korupsi dan sekarang menjadi buronan polisi.” (Terisak pelan)
Bobby : “ Hah? yang benar?” (Sembari mengerutkan keningnya)
Revan : “ Berarti, kamu anak buronan ?”
Yasmin : “ Kamu jatuh miskin sekarang, cha?” (Dengan mimik muka tidak
percaya)
                                                              
Bobby, Revan, dan Yasmin memasang raut muka tegang dan memandang sinis kepada Icha yang sedang menangis. Kecuali Riko dia merasa iba melihat temannya itu.
Icha: “ Aku sudah ngga punya apa-apa lagi sekarang, tapi kalian masih mau kan
temanan sama aku?” (Sembari menatap teman-temannya)
Tiba-tiba Yasmin menjauhkan kursinya yang tadinya berada di dekat Icha, sekarang merapat ke tempat Bobby yang berada disebelahnya.
Yasmin : “ Kamu tau sendiri lah, kita ini sekumpulan orang-orang kaya. Jadi, mana
     mungkin kamu bisa menuruti gaya hidup kita?”
Riko : “ Mending, kamu pulang cha dan tengok keadaan orang tuamu.” (Sembari
merangkul dan mengusap air mata Icha)

Bobby dan Revan hanya memandang dingin ke arah Icha. Icha pun menatap mereka dengan tatapan yang sangat sedih.
Icha : “ Kupikir persahabatan kita selama ini berarti. Tetapi ketika aku jatuh
miskin, kalian menjauhiku begitu saja.”
Bobby : “ Sudahlah cha, Pulanglah. Betul apa yang dikatakan Riko tadi. Sudah
untung makananmu aku bayari.” (Sambil asik memainkan gadgetnya)



Icha berdiri dari tempat duduknya dan menatap sedih temannya, kemudian ia meninggalkan mereka sembari keluar dari kafe.

Revan : “ Gila si Icha, masa kita disuruh anggap dia teman sih, sementara dia udah
melarat. Aku jadi ngga nafsu makan.” (Sembari menggeser makanannya ke
depan)
Bobby : “ Sama nih, ya udah minta bill aja deh!” (Sembari mengeluarkan dompet
dari kantong celananya)

Tiba-tiba Yasmin yang sudah hampir sampai ke mobilnya, berlari menghampiri Bobby dan Revan.
Yasmin : “ Guys! Barusan gue dapat kabar, kalo ada seorang gadis yang ciri-cirinya
mirip Icha hendak lompat dari fly over.” (Dengan muka panik)
Revan : “ Serius?! (Sambil menatap Yasmin)
Yasmin : “ Masa kayak gini gue bohong? Coba cek handphone kalian deh!
(Dengan mimik muka yang menyakinkan)

Bobby dan Revan mengecek handphone masing-masing dan menerima kabar yang sama dari apa yang dikatakan oleh Yasmin.
Bobby : “ Ayo, kita langsung ke fly over itu! Kamu bareng kita aja yas. Oh iya,
hubungi Riko suruh dia langsung kesana. Soalnya dia udah balik duluan dari
kafe.” (Ucap Bobby kepada yasmin)

Yasmin : “ Ok Bob, gue langsung hubungi Riko (Sembari menghubungi Riko
dengan handphonnya)
                                                           BABAK 3
Yasmin, Bobby, dan Revan masuk ke dalam mobil. Revan mengemudikan mobil  ke arah fly over tempat dimana Icha hendak bunuh diri.
(Tiba-tiba di separuh perjalanan menuju fly over, handphone Bobby berdering dan raut muka Bobby berubah menjadi sangat tegang.)

Bobby : “ Guys, kita terlambat. Icha melompat dari fly over dan ia tewas.” (Terisak
pelan)
Revan langsung menghentikan mobilnya, Yasmin pun menangis tersedu-sedu di jok belakang mobil.
Bobby : “ Kita langsung ke Rumah Sakit Medika aja, jenazah Icha dibawa kesana.”
(Ucap Bobby kepada Revan)
                                                           BABAK 4
(Revan menarik nafas panjang, kemudian mengemudikan mobilnya ke arah Rumah Sakit Medika)

Sesampainya disana, mereka bertiga berlari dan melihat di depan ruang jenazah sudah ada ibu dan Putri, kakaknya Icha yang duduk membisu. Disana juga ada Riko yang sembari menundukkan kepalanya.
(Yasmin berlari memeluk kakaknya Icha)
Yasmin : “ Kak maafkan kami, ini semua salah kami kalau kami kasih semangat ke Icha, pasti jadinya tidak akan begini. Tetapi kami malah meninggalkan Icha begitu saja saat ia membutuhkan kami.” (Yasmin pun langsung nangis tersedu-sedu)
Putri membalas pelukan Yasmin dan mengusap punggung Yasmin dengan lembut. Putri pun tidak dapat menahan air matanya.
Putri : “ Sudahlah, kami sudah memaafkan kesalahan kalian. Ini semua sudah digariskan oleh yang maha kuasa. Aku Cuma mohon agar kalian terus mendoakan Icha agar ia tenang disana.” (Sembari mengusap air matanya)

Bobby, Riko, dan Revan terkesiap menatap Putri yang tidak marah kepada mereka dan malah memaafkannya.
Riko : “ Kami, mohon maaf sebesar-besarnya kak. Kami pasti terus mendoakan
Icha.” (Sembari menatap Putri)
Putri : “ Tidak perlu minta maaf terus-menerus, Rik. Icha hanya tidak bisa menerima kenyataan bahwa kami semua jatuh miskin. Aku sangat mengerti karena sejak kecil ia hidup bergelimang harta.” (Dengan suara yang masih terisak)

Bobby, Riko, Revan, dan Yasmin takjub akan kebesaran hati Putri. Semenjak itu mereka bertekad untuk lebih menghargai orang lain dan tidak menggunakan uang sebagai tolak ukur.







  


NASKAH DRAMA SATU BABAK "EKSPLOITASI"


                  
EKSPLOITASI
karakter / penokohan :
Genk : 1. Devi (Ketua Genk) ; Devi adalah seorang anak yang
         tomboy, pemalas, suka membully, dan mempunyai     
postur badan yang sedang, dan berambut ikal.
            2. Rara ; Rara adalah temannya Devi yang centil,
          suka dandan, berbadan langsing, dan berambut pirang.
            3. Tania ; Tania adalah temannya Devi dan Rara yang
                    lebay, suka ngemil, dan mempunyai postur badan yang
                    gendut.
·        Euis (Murid Baru) ; Dia adalah murid baru yang selalu di bully oleh
 temannya, karena sifatnya yang lugu, penakut, dan pemalu.

·        Kepala Sekolah ; Seorang yang bijaksana dalam
                        mengambil keputusan.
·        Guru  BK ; Guru yang tegas, galak, dan sangat ditakuti oleh
               semua siswa.
·        Wali Kelas ; Guru yang tegas, namun disukai oleh  
                              muridnya, karena sifatnya yang terkadang
                         suka membuat orang tertawa.
·        Tika (Saksi mata kejadian pembullyan)
·        Icha (Ketua Kelas) ; (Seorang ketua kelas yang tegas dan disiplin)
Naskah drama

                                                BABAK 1
Terlihat dari gerbang sekolah yang ramai, Devi, Rara, dan Tania berjalan santai. Pagi itu mereka melakukan pemalakan dan membully siswa lain.

Tania : “ Kalian tau gak hari ini, kita kedatangan siswa baru?” (Sambil melirik
      kearah Devi dan Rara)
Devi : “ Ohh yaaa?! Pindahan dari mana?” (Sambil asik
   memainkan gadgetnya)
Rara : “ Dengar-dengar, katanya sih pindahan dari kampung.”
Devi : “ Ya ampun, pasti gayanya katrok banget deh ya kan?!”
Rara & Tania : “ Benar banget, HAHAHAAAA”
              
                                                BABAK 2
Bel tanda masuk pun berbunyi. Semua siswa berlarian menuju kelas, kecuali anggota genk terkenal ini, mereka berjalan santai menuju kelasnya.
Brakkk…
( Terdengar suara pintu terbanting )
Semua siswa melihat ke asal suara yang tak lain adalah Devi, Rara, dan Tania. Mereka dengan santainya memasuki kelas, tanpa menghiraukan tatapan teman sekelasnya.

Icha sang ketua kelas yang merasa kesal, berdiri dari tempat duduknya dan menghampiri genk tersebut.
Icha            : “ Heh ! Kalian udah berapa kali aku peringatin, kalau
              buka pintu gak usah dibanting segala!”
Devi            : “ Ohh gitu ya? Sorry, lain kali kita gak ngulangin
          Lagi deh..” (Perkataan Devi diiringi dengan tawa ejekan dari Rara
          dan  Tania)
Icha            : “ Terserah kalian, ini untuk terakhir kalinya aku
             peringatin !”
Semua Genk : “ Terserah, minggir gw mau lewat!” (Ketiga genk tersebut
                 langsung duduk di bangkunya masing-masing)

( Setelah itu, guru pun masuk dengan seorang siswa di belakangnya)
Ibu Guru : “ Anak-anak seperti yang sudah kalian ketahui,
Hari ini kita kedatangan siswa baru. Mohon perhatiannya?!  
Semua murid : “ Siaaapppp buu…”
Ibu guru        : “ Silahkan perkenalkan dirimu, sebutkan nama,
           alamat, dan asal sekolahmu dulu.” (Ucap bu guru
           kepada murid baru tersebut)
Euis : “  Terima kasih ibu guru. Baik, teman-teman perkenalkan nama saya, Euis Nurjanah. Sekarang  saya tinggal di Jl. Sari Gede, Cijantan Timur, Jakarta Barat. Saya pindahan dari SMK Al-Hikmah, Ciamis.” ( Dengan  suara lembut)
Setelah Euis memperkenalkan dirinya, akhirnya Ibu guru memulai     pembelajaran pada jam pelajaran hari itu, pembelajaran pun berjalan dengan tertib.

Kring…..kring….( Bel dua kali tanda istirahat berbunyi)
Akhirnya Tania, Devi, dan Rara bergegas keluar dari ruang kelas mereka untuk beristirahat.
Tania                      : “ Mau ke kantin gak ??”
Devi & Rara : “ Ayo?! Udah laper nih..” (sembari bergegas
                          menuju kantin)
                   

                                      BABAK 3
Sesampainya di kantin, mereka melihat Euis yang sedang
duduk sendirian. Ketiga genk tersebut langsung menghampiri Euis.
Semua Genk : “ Hai..”
 Euis : “ (Tanpa berkata  apapun, Euis langsung berjalan melewati  genk
     tersebut)”
Devi : “ Heh, main pergi aja! Lo gak tau siapa kita?!”  (Devi pun langsung menarik
   lengan Euis dengan kasar)
Euis : “ Maaf saya buru-buru.” ( Dengan terbata-bata dan
   menundukan kepala karena ketakutan)

Tika yang melihat kejadian itu, langsung menghampiri genk tersebut.
Tika : “ Ehh, ada apa ini ?!”
Rara : “ Bukan urusan lo !?”
Tika : “ Kalian gak bisa gitu dong, ngebentak dia seenaknya!?”
Devi : “ Mending lo diam deh, gak usah ikut campur!” (Tika pun langsung     
             membawa Euis pergi dari genk tersebut)

Setelah kejadian itu berlalu, ketiga genk tersebut masih terus membully Euis dari masalah yang biasa, hingga benar-benar sepele.

“Tika yang mengetahui kejadian tersebut, langsung melaporkan kepada wali      kelas dan kepala sekolah.”
                                        
(Tiba – tiba Guru BK menghampiri genk tersebut)
Guru BK : “ Kalian bertiga, nanti setelah pulang sekolah datanglah ke aula
           sekolah.”
Semua Genk : “ Emangnya, ada apa ya bu??” (Dengan muka penasaran)
Guru BK : “ Pokoknya datang saja.” (Guru BK pun langsung meninggalkan ketiga
          genk tersebut)
Devi : “ Gw takut deh, jangan-jangan..”
Rara : “ Jangan-jangan kenapa?! (sambil melirik ke arah Devi)
Devi : “ Mmmm.. udahlah, gak usah dipikirin.”
Tania : “ Benar, ngapain dipikirin santai aja kali..”

Guru-guru dan kepala sekolah membahas kejadian ini dan memutuskan, bahwa sidang akan dilaksanakan setelah pulang sekolah dengan tersembunyi.
              
                                                BABAK 4
(Setelah pulang sekolah, ketiga genk tersebut langsung menuju aula sekolah)
Semua Genk : “ Assalammualaikum”
Semua orang di dalam aula : “ waalaikumsalam..”

                  
Mereka pun duduk di kursi yang sudah dipersiapkan, kursinya benar-benar di tengah aula. Di samping kiri terdapat teman sekelasnya, dan samping kanannya terdapat para guru.
Kepsek : “ Euis apa benar mereka bertiga pelakunya ??”
Euis : “ Iyaa bu. (Euis menjawab dengan gugup)”
Guru BK : “ Ya sudah, ibu harap kalian bertiga menjawab dengan jujur?!”
Semua Genk : “ Baik buu..”
Guru BK : “ Apakah benar kalian membully Euis ??”
Devi : “ Yaa, saat kami menyapanya, ia tak menyapanya kembali.”
Wali kelas : “ Apakah hanya itu pembelaan kalian ?!”
Semua Genk : “ (Mengangguk)”
Kepsek : “ Bagaimana dengan Euis, kenapa kamu tidak membalas sapaan
        mereka??”
Euis : “ Aku hanya merasa gugup saat mereka menyapaku. Aku minta maaf,
   karena kesalahanku sewaktu itu membuat kalian marah kepadaku.”
Devi : “ Seharusnya kita yang minta maaf, karena sudah kasar kepadamu.”
Rara & Tania : “ Maafkan kesalahan kita ya Euis??”
Euis : “ Iyaa, aku maafin kalian.”
Kepsek : “ Ibu berharap tidak ada lagi laporan, bahwa ada murid di sekolah ini
        melakukan pembullyan. Mengerti kalian?”
Semua Genk : “ Mengerti bu, kami janji tidak akan membully lagi.”


Setelah kejadian itu, Devi, Rara, dan Tania berteman baik dengan Euis. Mereka bertiga pun sudah tidak melakukan pemalakan ataupun pembullyan lagi. Mereka bertiga sadar, bahwa tidak baik membeda-bedakan orang dan membully-nya.

8 HARI DI HANOI VIETNAM, TIDAK LUPA KE PAGODA TRAN QUOC DAN HO CHI MINH MUSEUM

 Hello Guys,  Setelah kemarin gw backpacker ke Malaysia, Singapura, dan Thailand. Mungkin target negara ASEAN lainnya adalah mengunjungi Vie...