Wednesday, January 23, 2019

CONTOH PUISI YANG MEMILIKI RIMA DAN KONOTASI

Kita ketahui bahwa sebelum membuat puisi, ada beberapa aspek yang harus kita perhatikan agar puisi yang kita buat terdengar indah dan memiliki estetika tersendiri.
Tentu saja, penyajian sebuah puisi berbeda dengan penyajian saat kita berbicara biasa. Saat berbicara, tentu saja tidak ada nilai seni yang didapat, sedangkan saat berpuisi, kita harus menggunakan diksi yang tepat agar pilihan kata yang kita buat mememiliki kata kias yang sesungguhnya.

Ada 4 unsur pembangun puisi yang harus diperhatikan. Antara lain:

1. Bermakna konotasi (Bukan makna yang sesungguhnya)

     Dalam hal ini puisi harus mengandung unsur konotasi, contohnya
     pada larik "Matahari bangkit dari sanubariku" 
     kata sanubariku memiliki arti jantung hati, artinya di sini bukan berarti ada matahari dalam
     jantung hati kita, akan tetapi, maknanya bisa jadi ada kebahagiaan dalam diri kita. Itulah maksud
      dari  konotasi yang dimaksud.

2. Adanya Rima (Persamaan bunyi)

    Puisi baku pada umumnya harus memiliki rima yang sama, meskipun para sastrawan memang tidak terikat akan aturan ini. Memang, banyak juga Para sastrawan yang membuat puisi tanpa rima, namun bukan berarti hal tersebut bukan puisi, akan tetapi, puisi-puisi tersebut tetap dikatakan puisi hanya saja disebut puisi bebas atau puisi tidak terikat.
Rima dalam puisi terbagi menjadi 2, yaitu Aliterasi (persamaan bunyi konsonan) dan Asonansi (persamaan bunyi vokal). Contohnya:
pada potongan larik puisi"

Apakah kita tidak dimaksud untuk mengerti itu semua?
Apakah kita hanya dipersiapkan untuk menjadi alat saja?

(Sajak anak muda: W.S Rendra)

nah, artinya, pada ujung larik (baris) terdapat vokal a, begitupun larik ke dua ujungnya juga vokal a. Itulah maksudnya rima.

3. Adanya Imaji (pencitraan)

    Terbagi menjadi 3 antara lain: Imaji taktil (perasaan), imaji Auditif (pendengaran), dan imaji visual (penglihatan). contohnya pada potongan puisi larik "Kita melihat kabur pribadi orang", nah pada imaji tersebut mengandung imaji Visual karena berhubungan dengan indra penglihatan.

4. Adanya simbol dan lambang

     Merupakan penggantian suatu hal atas hal lain. Hal tersebut bisa berupa benda atau apapun yang sifatnya singkat, misalnya 1- 2 kata. Contohnya pada kutipan puisi:

Dalam dirimu mengalir..
Sungai yang panjang..
Darah namanya,

(Dalam Diriku: Sapardi Djoko Damono)

Nah, berdasarkan potongan puisi di atas, kata Darah melambangkan kehidupan.

Itulah 4 unsur pembangun puisi, jadi tahu bukan? maka dari itu, mengapa rata-rata puisi itu sulit dimengerti karena ada unsur di atas. Namun, jika kita sering berlatih membcanya serta mengkajinya maka lambat laun akan mengerti sendiri.

Di bawah ini merupakan contoh puisi yang sesuai dengan usnur pembangun puisi di atas!

RINDU
Karya: Ahmad Dzaki Alfaruq

Rindu yang kurasakan
Tak hilang dalam pikiran
Bergelombang seperti lautan
Menghembus semua alat yang dibuatkan

Rindu yang kuinginkan
Sangat kuat menggemgam kesulitan
Menerobos semua ilmu yang disimpan
Terkumpul seperti kehausan

Tak lama kutinggalkan dia
Kembali seperti anak yang jumpa ibunya
Tak lepas dari kasih sayangnya
Merindukan masa yang menghidupkannya

Kasih sayang yang tak terlupakan
Menghiasi semua kehidupan
Menginginkan dia yang di depan
Untuk masa depan yang nyaman

LIHAT DIRIMU
Karya:Moh Zafran Aminudiin

Lihatlah dirimu ini
Kualah yang mengguncangi
Hidupku ini
Walau hidup hanya sehari

Kau melampaui matahari
Menerangi isi hati ini
Menghangatkan tubuh ini
Seorang yang sedang merinrih

Kau melebihi duniaku
Disaat hari bagaikan empedu
Kau melebihi zero gravitasi..
melebihi gaya tarik bumi

Walau hidup hanya sehelai padi
Kau sinariku hingga Nasi..
Walapun hidup abadi..
Kau tak terganti

No comments:

Post a Comment

8 HARI DI HANOI VIETNAM, TIDAK LUPA KE PAGODA TRAN QUOC DAN HO CHI MINH MUSEUM

 Hello Guys,  Setelah kemarin gw backpacker ke Malaysia, Singapura, dan Thailand. Mungkin target negara ASEAN lainnya adalah mengunjungi Vie...