Wednesday, January 23, 2019

RPP BAHASA INDONESIA KELAS 11 TENTANG TEKS DRAMA


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Sekolah                                   : SMA
Mata Pelajaran                        : Bahasa Indonesia
Kelas/semester                       : 11/2
Standar Kompetensi               : Mendemonstrasikan dialog drama berdasarkan gerak-gerik
secara spontan
Indikator                                  : Siswa mampu mempraktikan dialog drama berdasarkan gerak
gerik secara spontan
Alokasi waktu                          : 4x 40 menit

1.    Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat mempraktikkan dialog drama berdasarkan gerak-gerik secara spontan

2.    Materi Pembelajaran
a.    Aspek penting dalam menghayati teks drama.

3.    Metode Pembelajaran
a.    Diskusi
b.    Berbasis Projek
c.    Kooperatif Learning

4.    Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran
a.    Kegiatan Awal
a)    Siswa menjawab salam dari Guru
b)    Siswa memberikan informasi terkait siswa yang tidak hadir
c)    Siswa dan Guru bersama-sama melakukan apersepsi berupa motivas agar siswa selalu tetap menjaga semangat belajar.
d)    Siswa mengulang kembali pembelajaran sebelumnya berupa jawaban pertanyaan dari Guru secara lisan.
e)    Siswa mengetahui tujuan pembelajaran yang akan dilakukan
f)     Siswa bersama Guru menghubungkan pembelajaran yang akan dilakukan dengan pembelajaran sebelumnya.
b.    Kegiatan Inti
a)    Siswa bertanya kepada Guru terkait aspek penting dalam menghayati drama
b)    Siswa mendapatkan pemanasan/latihan terkait aspek penting dialog drama
c)    Siswa mendapatkan arahan tugas dari guru terkait mempraktikkan dialog drama
d)    Siswa membentuk kelompok, masing-masing kelompok terdapat 3 member.
e)    Setiap kelompok akan tampil ke depan, sebelum tampil akan diarahkan untuk memilih kertas undian yang telah disediakan Guru.
f)     Setiap kelompok akan mendapatkan 2 dialog wajib yang harus dipraktikkan pada saat drama.
g)    Setiap kelompok mempraktikkan drama secara spontan, tanpa persiapan, dengan tema bebas serta memainkan dialog apapun asalkan dialog wajibnya harus tersampaikan pula. Tentu saja harus ‘nyambung’.
h)    Setiap kelompok akan diberikan waktu 1 menit saja, selama waktu belum habis, siswa harus terus melakukan dialog.
i)      Kelompok lain akan memberikan komentar terkait penampilan kelompok yang sedang bermain drama secara tertulis dalam buku.
c.    Kegiatan Akhir
a)    Siswa melakukan refleksi belajar dengan cara menjawab pertanyaan dari Guru
b)    Siswa mengemukakan hikmah yang dapat diambil dari kegiatan belajar
c)    Siswa mendapatkan motivasi belajar dari guru

5.    Sumber Belajar
a.    Kosasih, Engkos. 2013. Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga
b.    Internet

6.    Media Pembelajaran
a.    Papan tulis dan spidol
b.    Kertas undian

7.    Penilaian
a.    Teknik                   : Tes tulis dan lisan
b.    Bentuk instrument : Tugas Harian
Test Kognitif
1.    Apa arti teks drama?
2.    Jelaskan aspek penting dalam memahami ddialog drama!

Pedoman skor
No
Kriteria
Skor
1.     
Siswa yang berani menjawab dan jawabannya benar
90
2.     
Siswa yang berani menjawab dan jawabannya kurang tepat/ salah
85
3.     
Siswa yang tidak menjawab
70



Test Psikomotor
Praktikkanlah dialog drama berdasarkan gerak-gerik secara spontan!
No
Kriteria
Skor
1.
Kelompok yang sesuai dengan 4 aspek dialog drama!
90
2.
Kelompok yang hanya sesuai 3 aspek dialog drama (setiap 1 aspek dikurangi 2 poin)
88
3.
Siswa yang tidak sesuai dengan aspek dialog drama
80




Mengetahui,                                                                            Bogor, 23 Januari 2019
Kepala Sekolah                                                                                   Guru Mata Pelajaran

(                       )                                                                  (Asep Robi Anggana, S.Pd)


CONTOH PUISI YANG MEMILIKI RIMA DAN KONOTASI

Kita ketahui bahwa sebelum membuat puisi, ada beberapa aspek yang harus kita perhatikan agar puisi yang kita buat terdengar indah dan memiliki estetika tersendiri.
Tentu saja, penyajian sebuah puisi berbeda dengan penyajian saat kita berbicara biasa. Saat berbicara, tentu saja tidak ada nilai seni yang didapat, sedangkan saat berpuisi, kita harus menggunakan diksi yang tepat agar pilihan kata yang kita buat mememiliki kata kias yang sesungguhnya.

Ada 4 unsur pembangun puisi yang harus diperhatikan. Antara lain:

1. Bermakna konotasi (Bukan makna yang sesungguhnya)

     Dalam hal ini puisi harus mengandung unsur konotasi, contohnya
     pada larik "Matahari bangkit dari sanubariku" 
     kata sanubariku memiliki arti jantung hati, artinya di sini bukan berarti ada matahari dalam
     jantung hati kita, akan tetapi, maknanya bisa jadi ada kebahagiaan dalam diri kita. Itulah maksud
      dari  konotasi yang dimaksud.

2. Adanya Rima (Persamaan bunyi)

    Puisi baku pada umumnya harus memiliki rima yang sama, meskipun para sastrawan memang tidak terikat akan aturan ini. Memang, banyak juga Para sastrawan yang membuat puisi tanpa rima, namun bukan berarti hal tersebut bukan puisi, akan tetapi, puisi-puisi tersebut tetap dikatakan puisi hanya saja disebut puisi bebas atau puisi tidak terikat.
Rima dalam puisi terbagi menjadi 2, yaitu Aliterasi (persamaan bunyi konsonan) dan Asonansi (persamaan bunyi vokal). Contohnya:
pada potongan larik puisi"

Apakah kita tidak dimaksud untuk mengerti itu semua?
Apakah kita hanya dipersiapkan untuk menjadi alat saja?

(Sajak anak muda: W.S Rendra)

nah, artinya, pada ujung larik (baris) terdapat vokal a, begitupun larik ke dua ujungnya juga vokal a. Itulah maksudnya rima.

3. Adanya Imaji (pencitraan)

    Terbagi menjadi 3 antara lain: Imaji taktil (perasaan), imaji Auditif (pendengaran), dan imaji visual (penglihatan). contohnya pada potongan puisi larik "Kita melihat kabur pribadi orang", nah pada imaji tersebut mengandung imaji Visual karena berhubungan dengan indra penglihatan.

4. Adanya simbol dan lambang

     Merupakan penggantian suatu hal atas hal lain. Hal tersebut bisa berupa benda atau apapun yang sifatnya singkat, misalnya 1- 2 kata. Contohnya pada kutipan puisi:

Dalam dirimu mengalir..
Sungai yang panjang..
Darah namanya,

(Dalam Diriku: Sapardi Djoko Damono)

Nah, berdasarkan potongan puisi di atas, kata Darah melambangkan kehidupan.

Itulah 4 unsur pembangun puisi, jadi tahu bukan? maka dari itu, mengapa rata-rata puisi itu sulit dimengerti karena ada unsur di atas. Namun, jika kita sering berlatih membcanya serta mengkajinya maka lambat laun akan mengerti sendiri.

Di bawah ini merupakan contoh puisi yang sesuai dengan usnur pembangun puisi di atas!

RINDU
Karya: Ahmad Dzaki Alfaruq

Rindu yang kurasakan
Tak hilang dalam pikiran
Bergelombang seperti lautan
Menghembus semua alat yang dibuatkan

Rindu yang kuinginkan
Sangat kuat menggemgam kesulitan
Menerobos semua ilmu yang disimpan
Terkumpul seperti kehausan

Tak lama kutinggalkan dia
Kembali seperti anak yang jumpa ibunya
Tak lepas dari kasih sayangnya
Merindukan masa yang menghidupkannya

Kasih sayang yang tak terlupakan
Menghiasi semua kehidupan
Menginginkan dia yang di depan
Untuk masa depan yang nyaman

LIHAT DIRIMU
Karya:Moh Zafran Aminudiin

Lihatlah dirimu ini
Kualah yang mengguncangi
Hidupku ini
Walau hidup hanya sehari

Kau melampaui matahari
Menerangi isi hati ini
Menghangatkan tubuh ini
Seorang yang sedang merinrih

Kau melebihi duniaku
Disaat hari bagaikan empedu
Kau melebihi zero gravitasi..
melebihi gaya tarik bumi

Walau hidup hanya sehelai padi
Kau sinariku hingga Nasi..
Walapun hidup abadi..
Kau tak terganti

PUISI BERMAKNA KONOTASI

KONSPIRASI ALAM SEMESTA
Karya: Muhammad Raffi

Alam berkonspirasi
Mereka bersekongkol
Bersatu..
Untuk menjatuhkanku

Semesta menganggapku sampah
Bumi pun menyingkap kebusukkannya
Semua menentangku
Kecuali satu

Iya, itu engkau
Yang selalu membakar diriku
Dengan api semangat
Yang kuharap, bertahan sampai kiamat

Itu adalah engkau,
Yang tak pernah membuatku tertawan
Terimakasih kawan,
Kuharap kau bukan khayalan

LELAH
Karya: M. Fabio. R.K

Betapa lelahnya diriku
Lelah mendengar suara sendiri
Suara yang seperti sungai yang tak berujung
Aku tenggelam di dalamnya

Betapa lelahnya diriku,
Lelah dengan usaha yang tak berbuah,
Bagai angin yang meniup tebing,
Memaku tanpa palu

Betapa lelahnya diriku,
Lelah, menjalani hari yang sama
Tak tahu kapan berakhirnya
Mungkin itulah yang terbaik

Betapa lelahnya diriku,
Mendengar kalimat hangat yang kubutuhkan
Mengetahui dengan jelas kekuranganku,
Takdir yang tidak ada penawarnya


TINTA
Karya: M. Sulthan Al-Faruq

Tinta untuk kreasi
Tinta dalam kertas yang amat polos
Tak ada satu tetes pun yang akan boros
Satu tetes adalah kreasi
Kreasi adalah seni
Kreasi tidak bisa dibeli

Amat sedih tidak kenal seni
Sebab seni itu seni sendiri
dari tinta ini..
nilai-nilai yang tersaji
tak perlu harus sembunyi

8 HARI DI HANOI VIETNAM, TIDAK LUPA KE PAGODA TRAN QUOC DAN HO CHI MINH MUSEUM

 Hello Guys,  Setelah kemarin gw backpacker ke Malaysia, Singapura, dan Thailand. Mungkin target negara ASEAN lainnya adalah mengunjungi Vie...